Selasa, 19 Januari 2010

Memulai dari Yang Akhir


Bismillahirrahmanirrahim

Thomas Alva Edison
Orang cerdas hanya mampu menghitung sesuatu yang kongkrit (ada), tetapi orang yang imajinatif mampu melihat sesuatu yang tidak terlihat.

Hidup adalah sebuah proses yang panjang, walau akhirnya tidak pernah kita ketahui, tetapi, hidup membutuhkan rekayasa, settingan yang terarah. Yang menjadi permasalahan adalah, bagaimanakah kita merekaya hidup kita, dan seperti apakah bentuk settinggan diri kita yang akan dikonstruksikan nanti.

Maka disaat itulah kita membutuhkan sebuah sketsa hidup yang jelas dan ideal. Ibarat seorang arsitek yang akan membangun rumah idamannya,, maka hal pertama yang ia lakukan adalah menghadirkan sebuah visualisasi abstrak tetang rumah idaman itu dengan berbagai pernih-perniknya. Rumah berlantai 2, dengan taman-taman yang indah dan permai, punya kolam disekitarnya, rerumputan yang hijau, punya pekarangan yang luas yang dapat ditanami buah-buahan dan lainnya. Inilah yang dimaksud dengan memulai dari yang akhir.

Dalam proses apapun, kita akan lebih merasa terstimulasi apabila dalam benak kita telah tergambar sebuah hasil akhir. Ada sebuah kisah menarik ketika seseorang menanyakan kepada tiga orang pekerja bagunan yang sedang melakukan suatu pekerjaan yang sama akan tetapi dengan jawaban yang berbeda.

Kepada pekerja pertama ditanyakan, "apa yang sedang kamu lakukan?" iapun menjawab "Aku sedang menyusun batu bata?", maka orang ini memahami aktivitasnya sebagai sebuah kewajiban dan rutinitas saja. Orang keduapun ditanyakan dengan pertanyaan yang sama "Apa yang sedang kamu lakukan?" orang itu menjawab "Aku sedang membangun sebuah gedung", maka orang kedua ini punya pandangan yang jauh lebih luas dari orang pertama, akan tetapi masih absurd atau tidak terarah pandagannya. Kemudian orang ketiga ditanyakan: "Apa yang sedang kamu lakukan?" maka orang ketigapun menjawab "Aku sedang membangun sebuah hotel berbintang lima Pencakar Langit yang terindah di kota ini".
Saudaraku,, lalu apakah apa yang berbeda dari orang ketiga ini dengan kedua orang sebelumnya? perbedaannya adalah ia punya sebuah pandangan yang luas dan terarah. Ada sebuah visualisasi keadaan akan datang yang telah hadir dibenaknya.

Ia tahu dan menyadari sepenuhnya bahwa proses yang ia lakukan adalah untuk sesuatu proyek besar. Sebuah mimpi yang tak disadari oleh kebanyakan orang. Oleh karena itu, tanpa kita sadari, banyak diantara kita yang didalam melakukan pekerjaannya apakah sebagai seorang siswa atau mahasiswa, pegawai negeri, pengusaha, politisi, birokrat dan lainnya dipandang sebagai suatu kewajiban yang kita lakukan dengan intens melaksanakan rutinitas yang telah tercipta sebelumnya. Sehingga diri ini tak ubahnya sebuah mesin yang dijalankan dengan remute control. Padahal kita telah dibekali sebuah potensi yang luar biasa. Otak kita adalah sebuah potensi itu. Namun kita sadar bahwa, kecenderungan kita mengembangkan otak kiri yaitu intelektualitas kita yang telah bertahun-tahun sering dijadikan standar keberhasilan seseorang dalam pekerjaan, yang kemudian terbukti tidak terlalu signifikan untuk dijadikan standar kesuksesan seseorang itu sendiri. Dimana penelitian terbaru membuktikan bahwa hanya 10 s.d 20% orang yang memiliki potensi IQ tinggi untuk berhasil di dunia kerja. Akan tetapi, 80% lebih disebabkan oleh kecerdasan Emosional (EQ).

Maka otak kanan adalah sebuah potensi yang mestinya kita dayagunakan, untuk dijadikan sebagai salah satu instrumen dalam mendesain hidup kita menjadi lebih baik saat ini dan akan datang.

Artinya bahwa orang tidak memiliki gambaran yang jelas tentang masa akan datang merasa bahwa setiap aktivitas yang dia lakukan atas dasar keterpaksaan belaka. Akan tetapi, orang yang telah memiliki sebuah visi yang jauh kedepan, sebuah visualisasi kondisi ideal akan dirinya, maka dia akan menikmati hidupnya seperti sebuah petualang yang menyenangkan. Maka siapapun kita, apapun status kita, dimanapun kita, amat pantas apabila kita dalam setiap aktivitas mempu menikmati aktivitas yang kita geluti karena kita secara sadar telah mengetahui, bahwa semua proses itu adalah anak tangga untuk mencapai sebuah cita-cita, visi yang dirindukan. Maka cita-cita, visi, mimpi tadi menjadi petunjuk dan menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk terus berkarya meletakkan batu bata-batu bata terbaik dalam bangunan hidup kita.

Maka sudah saatnya saat ini, sebelum kita melangkah lebih jauh dalam karir hidup kita, ada baiknya apabila kita berhenti sejenak, sisihkan waktu beberapa menit, tingalkan berbagai urusan duniawi yang mengukung pikiran dan naluri kita. Biarkan hati, nurani dan pikiran kita yang bekerja, menilai jati diri ini, setiap langkah yang telah ditapaki tubuh ini, untuk merenungi tentang eksistensi dan esensi diri kita.
Siapakah kita?, Dari manakah kita? Untuk apa kita berada disini? sebenarnya kita mau kemana? apa saja yang telah kita lakukan? Yang kita lakukan itu berkaitan dengan apa saja? Apakah semua yang kita lakukan telah sejalur dengan arah hidup yang semestinya?

Jika sudah sejalur, maka sudah sampai dimanakah capainya? adakah yang kurang didalamnya? adakah yang perlu diperbaiki? sehingga kita lebih cepat dan tepat dalam melangkah.

Jika kita telah kehilangan arah, maka sudah berapa jauhkan diri kita tersesat? sudah berapa lamakah diri kita kehilangan arah? lalu apa yang kita lakukan? Ingatlah kebali tujuan hidupmu! gambarkan kembali peta-peta yang memandu perjalanmu ke arah yang benar! Carilah sarana yang tepat untuk anda gunakakan! Bualah strategi yang benar dan cerdas untuk anda jalankan! Setelah itu, Azamkan pada diri anda, bahwa anda bisa melakkukannya, anda sadar bahwa perjalanan pasti turjal dan penuh dengan tekungan tajam, namun anda yakin bahwa anda bisa melewatinya dengan terus mencari petunjuk dan banyak belajar dari orang-orang yang pernah melewatinya, dan paling berharga lagi adlaah setiap pengalaman yang telah anda miliki sebelumnya, bahwa anda mampu melewati ringan itu. Dan semua rintangan yang anda lewati sesungguhnya merupakan sebuah didikan dan ajaran alamiah untuk membentuk diri anda yang senantiasa menghargai sebuah proses.

Maka berbahagialah, karena anda telah menemukan tujuan Anda, Anda telah memiliki peta yang memandu setiap perjalan hidup Anda, Anda telah menemukan sebuah sarana yang tepat untuk mencapai obsesi hidup anda, dan anda telah mempunyai sebuah rencana dan strategi untuk menjalaninya, apalagi jika anda memiliki tekad yang kuat untuk mengapainya. Maka anda adalah orang yang menikmati proses hidup ini dengan penuh kebebasan dan kejayaan. Jangan lupa, berdoalah sebelum dan ketika engkau menjalaninya, karena benar kata M. Anis Matta, seorang cendikiawan muda Islam, bahwa ketika engkau telah berusaha, maka berdoalah, maka biarlah doa anda akan berkelahi dengan takdir yang datang dari langit. Kita sadar bahwa diluar kuasa kita, ada yang lebih berkuasa Dialah Allah yang tiada Illah lain selain Dia".
"Wallahu a'lam bishowab"

Daftar Pengunjung